Tampilkan postingan dengan label Kuliah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliah. Tampilkan semua postingan

Tutorial Java Netbeans




Bagi teman-teman yang pengin belajar Netbeans dan Java, bacaan yang musti kudu teman punya adalah (setidaknya buat pemula kayak wempi ini, hihihi...). Silakan diunduh Kalo teman-teman punya jaringan internet, langsung aja main-main kehttp://java.sun.com/docs/books/tutorial/index.html sedangkan untuk contoh-contoh source code nya bisa teman-teman dapatkan di http://www.java2s.com/
Kemudian bagi teman-teman yang agak payah bahasa inggrisnya (setidaknya sama juga kayak wempi ini, hihihi...) gak usah berkecil hati, silakan unduh Tutorial Java.
Let's convert to Java.


----- *Jangan Lupa Komentarnya ya?* -----

Contoh aplikasi dot sh (shell) linux

     Kemaren saya dapet tugas membuat program dengan shell linux, padahal baru praktikum tadi, langsung di kasih tugas, jadi aku harus belajar terlebih dahulu beberapa hari.

     Langsung saja saya kasih lihat hasil dari tugas yang telah selesai di kerjakan.

     Dibawah ini adalah kodenya, silahkan di coba,.....


Cukup sekian tips dan trik kali ini, semoga bermanfaat.............


----- *Jangan Lupa Komentarnya ya?* -----

Artikel Tentang Lampu lalu lintas (Traffic Lights)

Menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan: alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar-arus yang ada.

Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu ini menggunakan warna yang diakui secara universal; untuk menandakan berhenti adalah warna merah, hati-hati yang ditandai dengan warna kuning, dan hijau yang berarti dapat berjalan.

Rangkaian lampu lalu lintas menurut saya adalah rangkaian yang mudah-mudah susah untuk dibuat. Dimana kita dituntut untuk bisa mengkondisikan nyala dari tiga buah lampu dengan mengikuti peraturan lalu lintas yang ada. Jika kita menggunakan pemrograman komputer sebagai pengatur kondisi ketiga lampu tersebut mungkin kita tidak akan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk membuatnya. Seperti contoh dengan pemograman mikrokontroller atau pemograman berbasis aplikasi komputer seperti visual basic, Delphi dan banyak lagi yang lain. Tetapi jika menggunakan komponen rangkaian elektronika yang umum digunakan mungkin akan sedikit menyita waktu anda untuk mendapatkan hasil yang benar-benar sesuai dengan kondisi lampu lalu lintas yang dipakai dijalan-jalan.

Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller. Namun, para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan lampu lalu lintas. Sistem ini dikenal sebagai Logika fuzzy.

Metode logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian sistem logika fuzzy ini menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika ini dapat menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang antrian kendaraan sebesar 56,24%; jika dibandingkan dengan sistem lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini sudah berkembang teknologi lampu lalu lintas dengan tenaga matahari.

Lampu lalu lintas memegang peranan penting dalam pengaturan kelancaran lalu lintas. Untuk membuatnya Anda bisa mencoba rangkaian berikut ini.

Berikut adalah contoh rangkaian pada lampu lalulintas (traffic light). Prinsip kerja dari rangkaian traffic light berikut ini sangat mudah untuk dipahami. Rangkaian berikut ini memanfaatkan keluaran dari IC up/down counter 74190 sebagai penghasil keluaran yang tercacah dan kemudian dikondisikan dengan menggunakan gerbang logika supaya logikanya sesuai dengan logika lampu lalu lintas yang sebenarnya. Sebenarnya anda bisa juga menggunakan IC counter up biasa sebagai pencacahnya. Lampu warna merah diwakili oleh led D1, kuning oleh led D2 dan warna hijau oleh led D3.


Rangkaian Sederhana Traffic Light

DAFTAR KOMPONEN :

1. Resistor : R1 (1 Kohm), R2, R3 dan R4 (220 ohm) serta VR1 (Potensio 10 K / 15 K)
2. Kapasitor : C1 (100 uF)
3. Led : D1 (warna merah), D2 (warna kuning) dan D3 (warna hijau).
4. Integrated Circuit : IC1 (NE 555), IC2 (74LS190) dan IC3 (74LS02)


CARA KERJA DAN ANALISA RANGKAIAN LAMPU LALU LINTAS :

1.      Untuk menghasilkan sinyal peggerak rangkaian counter digunakan rangkaian astable IC555.

2.      R1, C1 dan VR1 merupakan kombinasi astable sebagai penentu kecepatan sinyal clock yang akan dimasukkan kepada input counter dan pada akhirnya akan menentukan lamanya waktu nyala dari masing lampu. Semakin besar nilai dari ketiganya maka siklus clock akan semakin lama dan begitu pula sebaliknya.

3.      Untuk memperoleh kombinasi nyala lampu hanya diperlukan 2 bit keluaran dari rangkaian counter.

4.      Bit ke-3 dari output counter hanya digunakan sebagai reset ulang pencacahan.

5.      Lampu yang pertama kali menyala adalah lampu warna kuning, dikarenakan terhubung dengan output Q1 dari IC counter. Kemudian dilanjutkan oleh lampu warna merah yang terhubung dengan output Q2. Lalu keduanya (kuning dan merah) menyala bersamaan. Yang terakhir lampu hijau akan menyala sendiri.

6.      Rangkaian counter mencacah dengan urutan bit :
-          0 1 (lampu kuning menyala)
-          1 0 (lampu merah menyala)
-          1 1 (lampu kuning dan merah menyala)
-          0 0 (lampu hijau menyala, sesuai dengan sifat gerbang NOR)

7.      Contoh rangkaian traffic light diatas hanya berlaku untuk satu buah jalur untuk rangkaian lampu lalu lintas yang menggunakan lebih dari satu jalur maka anda bisa memanfaatkan perangkat rangkaian yang sama dan menggunakan kombinasi gerbang sebagai penghubung antara kondisi masing-masing jalur. Artinya anda harus menjadikan lampu merah lebih lama menyala pada masing-masing jalur selama jalur yang lain beroperasi. Kondisi tersebut bisa anda peroleh dengan memanfaatkan kombinasi gerbang logika secara berantai.


KESIMPULAN

Dari Penulisan ini maka saya memaparkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.      Lampu Lalu Lintas merupakan suatu aplikasi yang berguna untuk mengatur arus lalu lintas kendaran. Lampu Lalu Lintas sederhana ini terdiri dari beberapa rangkaian blok yaitu Blok Pewaktu (Timer), Blok Pencacah (Counter), Blok Saklar dan Output.

2.      Blok Pewaktu (Timer) ini mempergunakan IC NE555 dengan mode astable yang bekerja untuk mengatur output clock pada blok pencacach (counter). Dalam rangkaian tersebut terdapat sebuah resistor 47K yang digunakan untuk mengatur tegangan yang masuk ke dalam rangkaian. Semakin rendah nilai resistansi resistor, arus yang masuk ke dalam rangkaian akan semakin besar sehingga menyebabkan output clock berubah semakin cepat. Sebaliknya apabila nilai resistansi resistor tinggi maka arus yang masuk ke dalam rangkaian akan semakin kecil dan menyebabkan output clock semakin melambat.

3.      Blok Pencacah (Counter) ini mempergunakan IC CMOS (Complentary Metal Oxide Semiconductor) 4017 yang berfungsi untuk mencacah dengan 10 keluran dimulai dari 00 sampai 09 dan mengubah data biner menjadi desimal dengan rangkaian decoder yang sudah terintegrasi didalamnya. Besarnya pulsa clock diatur dari clock generator yang didapat dari pemrosesan pada blok pewaktu (timer).

4.      Blok Saklar ini mempergunakan beberapa buah transistor berjenis NPN yang berfungsi sebagai saklar elektronik dengan kondisi saturasi (on) dan cut o_ (o_) untuk mengatur nyala LED yang sesuai dengan keluaran yang dihasilkan pada blok pencacah (counter).

5.      Output yang berupa LED berwarna merah, kuning dan hijau akan terus menyala secara periodik dan bergantian. Besarnya periode dan lama pergantian nyala LED diatur dari blok-blok sebelumnya.


----- *Jangan Lupa Komentarnya ya?* -----

Contoh Program c++

#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <string.h>
#include <windows.h>
class rekam_medik
{
public:
      int pil;
      char *loop;
      char keluar;

      void menu1()
      {
      cout<<"1. Banyak Data Obat"<<endl;
         cout<<"2. Input Data Obat"<<endl;
         cout<<"3. Tampil Data Obat"<<endl;
         cout<<"4. Kembali Ke Menu"<<endl;
         cout<<"Masukan Pilihan : ";cin>>pil;
      };

      void menu2()
      {
      cout<<"1. Banyak Data Pasien"<<endl;
         cout<<"2. Input Data Pasien"<<endl;
         cout<<"3. Tampil Data Pasien"<<endl;
         cout<<"4. Kembali Ke Menu"<<endl;
         cout<<"Masukan Pilihan : ";cin>>pil;
      };
      void menu3()
      {
      cout<<"1. Banyak Data Dokter"<<endl;
         cout<<"2. Input Data Dokter"<<endl;
         cout<<"3. Tampil Data Dokter"<<endl;
         cout<<"4. Kembali Ke Menu"<<endl;
         cout<<"Masukan Pilihan : ";cin>>pil;
      };
      void menu4()
      {
      cout<<"1. Banyak Data Kamar"<<endl;
         cout<<"2. Input Data Kamar"<<endl;
         cout<<"3. Tampil Data Kamar"<<endl;
         cout<<"4. Kembali Ke Menu"<<endl;
         cout<<"Masukan Pilihan : ";cin>>pil;
      };

//class obat
    class obat
    {
    public:
      int kode_obat;
      char nama_obat[50];
      char spesifikasi[50];

      void input_obat(){
      cout <<endl;
      cout<<"----------Input Obat----------"<<endl<<endl;
    cout <<"Kode Obat = "; cin >>kode_obat;
      cout <<"Nama Obat = "; cin >>nama_obat;
      cout <<"Spesifikasi = "; cin >>spesifikasi;
    };

    void tampil_obat(){
      cout <<endl;
      cout <<"----------Tampil Obat----------"<<endl<<endl;
cout <<"Kode Obat = "<<kode_obat<<endl;
      cout <<"Nama Obat = "<<nama_obat<<endl;
      cout <<"Spesifikasi = "<<spesifikasi<<endl;
         getch();
    };
    };

//class pasien
    class pasien
    {
    public:
      int no_rm;
      char nama_pasien[50];
      char alamat[50];
      char jns_kelamin[50];
      char agama[50];
      char stts_nikah[50];

      void input_pasien(){
      cout <<endl;
      cout <<"----------Input Pasien----------"<<endl<<endl;
      cout <<"Nomer RM = "; cin >>no_rm;
      cout <<"Nama Pasien = "; cin >>nama_pasien;
      cout <<"Alamat = "; cin >>alamat;
      cout <<"Jenis Kelamin = "; cin >>jns_kelamin;
      cout <<"Agama = "; cin >>agama;
      cout <<"Status Nikah = "; cin >>stts_nikah;
    };

    void tampil_pasien(){
      cout<<endl;
      cout <<"----------Tampil Pasien----------"<<endl<<endl;
      cout <<"Nomer RM = "<<no_rm<<endl;
      cout <<"Nama Pasien = "<<nama_pasien<<endl;
      cout <<"Alamat = "<<alamat<<endl;
      cout <<"Jenis Kelamin = "<<jns_kelamin<<endl;
      cout <<"Agama = "<<agama<<endl;
      cout <<"Status Nikah = "<<stts_nikah<<endl;
         getch();
    };
    };

//class dokter
    class dokter
    {
    public:
      int kode_dokter;
      char nama_dokter[50];
      char alamat[50];
      char no_telp[50];

      void input_dokter(){
      cout <<endl;
      cout <<"----------Input Dokter----------"<<endl<<endl;
    cout <<"Kode Dokter = "; cin >>kode_dokter;
      cout <<"Nama Dokter = "; cin >>nama_dokter;
      cout <<"Alamat = "; cin >>alamat;
      cout <<"No Telpon = "; cin >>no_telp;
    };

    void tampil_dokter(){
    cout <<endl;
      cout <<"----------Output Dokter----------"<<endl<<endl;
    cout <<"Kode Dokter = "<<kode_dokter<<endl;
      cout <<"Nama Dokter = "<<nama_dokter<<endl;
      cout <<"Alamat = "<<alamat<<endl;
      cout <<"No Telpon = "<<no_telp<<endl;
         getch();
    };
    };

//class kamar
    class kamar
    {
    public:
      int kode_kamar;
    char nama_kamar[50];
    char spesifikasi_kamar[50];

      void input_kamar(){
      cout <<endl;
    cout <<"----------Input Kamar----------"<<endl<<endl;
    cout <<"Kode Kamar = "; cin >>kode_kamar;
      cout <<"Nama Kamar = "; cin >>nama_kamar;
      cout <<"Spesifikasi = "; cin >>spesifikasi_kamar;
    };

    void tampil_kamar(){
      cout <<endl;
    cout <<"----------Output Kamar----------"<<endl<<endl;
    cout <<"Kode Kamar = "<<kode_kamar<<endl;
      cout <<"Nama Kamar = "<<nama_kamar<<endl;
      cout <<"Spesifikasi = "<<spesifikasi_kamar<<endl;
         getch();
    };
    };

      void keluarProgram()
      {
      cout<<"\nApakah Anda ingin keluar?(Y/T): "; cin>>keluar;
         if(keluar=='Y' || keluar=='y')
         {
          *loop='0';
         }
         else if(keluar=='T' || keluar=='t')
         {
          *loop='1';
         }
         else
         {
          *loop='2';
            cout<<"Input karakter salah" ;
            getch();
         }
      };

      void ke_menu_utama()
      {
      cout<<"\nApakah Anda ingin Kembali Ke Menu Utama?(Y/T): "; cin>>keluar;
      if (keluar=='Y' || keluar=='y')
         {
      *loop='3';
      }
      else if (keluar=='T' || keluar=='t')
         {
          *loop='4';
         }
         else
         {
          *loop='5';
          cout<<"Input Karakter salah" ;
          getch();
         }
      };
};
void main()
{
    rekam_medik data1;
    data1.loop=new char[2];
    obat data2;
    pasien data3;
    dokter data4;
    kamar data5;
    int data,i;
    do
    {
       clrscr();
       cout<<"MENU DAFTAR REKAM MEDIK "<<endl;
       cout<<"----------------- "<<endl;
       cout<<"  1. Data Obat"<<endl;
       cout<<"  2. Data Pasien"<<endl;
       cout<<"  3. Data Dokter"<<endl;
       cout<<"  4. Data Kamar"<<endl;
       cout<<"  5. Keluar"<<endl;
       cout<<"Masukan Pilihan Anda : ";cin>>data1.pil;
       switch(data1.pil)
       {
        case 1:
        do
        {
        clrscr();
          cout<<endl<<"Data Obat"<<endl;
          data1.menu1();
          switch(data1.pil)
            {
            case 1: cout<<"Masukan Banyak Data :";
          cin>>data;
                        break;
          case 2:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
          data2.input_obat();
                           cout <<endl;
                }
                cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
            break;
          case 3:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
          data2.tampil_obat();
                           cout<<endl;
                  }
                        cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
          break;
          case 4:  data1.ke_menu_utama();
          break;
          default:
            cout<<"Pilihan Salah ";
          getch();
          break;
            }
        }
        while(*data1.loop!='3');
        *data1.loop='2';
        break;
       case 2:
        do
        {
        clrscr();
          cout<<endl<<"Data Pasien"<<endl;
          data1.menu2();
          switch(data1.pil)
            {
            case 1: cout<<"Masukan Banyak Data :";
          cin>>data;
                        break;
          case 2:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
                           data3.input_pasien();
                        }
                cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
            break;
          case 3:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
                           data3.tampil_pasien();
                        }
                        cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
          break;
          case 4:  data1.ke_menu_utama();
          break;
          default:
            cout<<"Pilihan Salah ";
          getch();
          break;
            }
        }
        while(*data1.loop!='3');
        *data1.loop='2';
        break;
       case 3:
        do
        {
          clrscr();
            cout<<endl<<"Data Dokter"<<endl;
            data1.menu3();
            switch(data1.pil)
            {
            case 1: cout<<"Masukan Banyak Data :";
          cin>>data;
                        break;
            case 2:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
                           data4.input_dokter();
                        }
                  cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
                break;
               case 3:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
                           data4.tampil_dokter();
                        }
                        cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
                break;
               case 4:  data1.ke_menu_utama();
                break;
                default:
                cout<<"Pilihan Salah ";
                getch();
                break;
            }
         }
         while(*data1.loop!='3');
          *data1.loop='2';
         break;
       case 4:
        do
        {
        clrscr();
            cout<<endl<<"Data Kamar"<<endl;
            data1.menu4();
            switch(data1.pil)
            {
            case 1: cout<<"Masukan Banyak Data :";
          cin>>data;
                        break;
            case 2:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
                           data5.input_kamar();
                        }
                  cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
                break;
               case 3:  for (i = 1; i <=data; i++)
    {
                        cout <<endl<<"Data Ke : "<<i<<endl;
                           data5.tampil_kamar();
                        }
                        cout<<"Silahkan tunggu sebentar ....";
            Sleep(3000);
                break;
               case 4:  data1.ke_menu_utama();
                break;
                default:
                cout<<"Pilihan Salah ";
                           getch();
                        break;
            }
         }
         while(*data1.loop!='3');
          *data1.loop='2';
         break;
       case 5:
        data1.keluarProgram();
       break;
       default:
        cout<<"Pilihan Salah ";
        getch();
       break;
       }
    }
    while(*data1.loop!='0');
}

Etika Dalam Bisnis (bagian 3)

Dalam  menciptakan  etika  bisnis,  Dalimunthe  (2004)  menganjurkan  untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengendalian Diri
Artinya,  pelaku-pelaku  bisnis  mampu  mengendalikan  diri  mereka  masing- masing  untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu,  pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik".

2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.

3.  Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,  tetapi  informasi  dan  teknologi  itu  harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

4.  Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread  effect  terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"
Dunia bisnis  seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6.  Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai  contoh)  karena  persyaratan  tidak  bisa  dipenuhi,  jangan  menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri  untuk mengadakan kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika  tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi  kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

10.  Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi.

Prinsip Universal
Kasus yang paling gampang adalah Enron, sebuah perusahaan enerji yang sangat  bagus. Sebagai  salah satu  perusahaan  yang  menikmati  booming  industri energi  di  tahun 1990an, Enron sukses menyuplai energi ke pangsa pasar yang begitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Kalau dilihat dari siklus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring booming industri energi, Enron memosisikan dirinya sebagai energy merchants: membeli natural gas dengan harga murah, kemudian dikonversi dalam energi listrik, lalu dijual dengan mengambil profit yang lumayan dari markup  sale of power atau biasa disebut spark spread“.
Sebagai sebuah entitas bisnis, Enron pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada di pasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya, Enron meninggalkan prestasi dan reputasi baik tersebut. Sebagai perusahaan Amerika terbesar kedelapan, Enron kemudian tersungkur kolaps pada tahun 2001. Tepat satu tahun setelah California energy crisis. Seleksi alam akhirnya berlaku. Perusahaan  yang bagus  akan  mendapat reward, sementara yang  buruk akan mendapat punishment. Termasuk juga pihak-pihak yang mendukung tercapainya hal tersebut dalam hal ini Arthur Andersen.